Beberapa minggu kemudian setelah kejadian itu (lihat ceritabagian 1) Aku beserta teman satu kamar ku selalu mnegalami kejadian-kejadian
aneh. Terkadang terdengar suara orang nyanyi-nyanyi di kamar mandi pada malam hari sekitar jam 2 ketika tidak
ada orang di rumah kost, pernah ada yang mengetuk pintu namun tak ada orang di
luar , hanya ada bayangan hitam di lantai (seperti bayangan seorang laki-laki).
Kadang ada yang menyapu di bawah, ruang
garasi motor yang menyatu dengan kamar mandi.
Suatu ketika, saat kami baru pulang dari warnet di
sagan, sekitar jam 1 malam. aku dan Oji
bertemu dengan sosok yang menakutkan. Kejadian ini selalu terngiang dalam
benakku setiap kali aku melewati jalan yang sama saat bertemu sosok tadi. Waktu
itu, aku dan Oji pulang dari warnet melewati jalan kecil yang memang menjadi
jalan utama untuk masuk ke permuahan, dan satu-satunya jalan yang ada di situ. Saat
kami baru memasuki gapura depan jalan kecil, hawa dingin mulai terasa sangat
aneh dan anyep (sebutan jawa untuk udara lembap). Jalan sudah sangat sepi sekali, entah kenapa
bisa sepi, padahal meski sudah jam 2 malam, anak-anak kost sekitar situ masih
berkeliaran. Tapi kali ini tidak, sepi sekali, Burjo pun tutup.
Berrrrrrr…. Angin berhembus sangat dingin, membuat bulu
kuduk kami berdiri,, “Bhu,, hati-hati bhu,” sahut si Oji. “emang ada apa Ji?”
tanyaku, aku ingat kalau Oji adalah orang yang bisa merasakan kehadiran makhluk
halus, dulu dia pernah belajar ilmu supranatural di salahsatu Perguruan Pencak
Silat di daerah kami waktu SMA. “seperti
ada sesuatu yang mengintai dari pohon kersem sana” dia menunjuk pohon kersem
yang ada di pinggir jembatan sungai kecil belakang Asrama putri Stella Duce, beberapa
meter dari kami, dan akan kami lewati pula. “terus gimana ji? Masa kita
lewatnya muter Ji? Kan jauh…” tuturku. “ya mau gimana lagi Bhu lah wong ini
jalan satu-satunya yang paling deket dan selalu kita lewatin tiap hari” ujar
Oji. Benar kata oji, mau gak mau kita lewatin jembatan kecil itu. Jalannya gelap,
tak pernah dikasih lampu oleh warga, padahal hanya bersebelahan dengan
rumahnya.
Beberapa menit
kemudian tibalah kami melewati jembatan kecil itu. Kejutan tak terduga pun
dimulai, “Bhu, tunggu.. “kata Oji. “Kenapa Ji?” tanyaku…
“kepalaku sakit Ji,
aduuhh.. “ aku bingung, aku harus bagaimana, sepertinya Oji merasakan
sakut yang sangat hebat di kepalanya, di menunduk, jongkok karena kesakitan, aku
panik, sangat sangat panik, sesaat aku ingat kalau Oji pun dapat merasakan
energi negatif dan positif dari suatu makhluk gaib, jika kepala Oji sakit
seperti di tekan dan seperti ada udara
yang menekannya, maka disitu lah oji merasakan hawa negatif, namun jika hawa
itu positif, oji hanya merasakan hawa hangat dan nyaman. Semakin keras tingkat kesakitannya semakin
kuat hawa negatifnya, itu yang dirasakan Oji. Dan saat itu Oji merasa begitu
tertekan hebat,, berarti hawa negatifnya terlalu besar. “Ji? Kamu tidak apa-apa
kan ji? “ tanyaku gemetar. Aku berusaha setenang mungkin, membaca ayat-ayat
Al-Quran, dan ayat kursi . “Lanjutannya
Bhu!! Lanjutan ayat kursi!!” pintanya. Dan
aku menuruti kata-kata Oji, aku membaca satu ayat lanjutan ayat kursi. Dan….
Wuzzzzz… tiupan angin semakin kencang, sebagian angin seperti mengusap tengkuk
leherku, sehingga bulu kudukku semakin berdiri, dan aku bergemetaran. Sementara
si Oji merasakan kesakitan, aku terus membaca ayat itu berulang-ulang. Namun seolah-olah ada sesuatu yang menarik
kepalaku untuk menengok ke belakang, arah pohon kersem itu. Subhanallah,, Ketakutanku semakin
menjadi-jadi, sehingga aku tak bisa berbuat apapun, seperti ada yang mengekang tubuhku, tak bisa digerakkan
sedikit pun, saat aku menatap sosok yang sangat mengerikan, Bertubuh besar dan
tinggi, Hitam dan berbulu lebat menyelimuti tubuhnya, taring yang amat
mengerikan, seperti taring binatang buas yang ganas, matanya melotot kearahku,
menatap tajam mataku. Sinar merah menyala dari kedua matanya itu seakan-akan
ingin sekali menghipnotisku dan memangsaku, namun satu hal yang ku ketahui kalau
makhluk sebangsa jin itu tidak bisa membunuh manusia atau memangsa manusia. badanku
mulai gemetar hebat, saat aku sadar kalu dia adalah sosok Gondoruwo yang kata
warga adalah sosok penghuni pohon bambu yang berada tidak jauh dari pohon kersem, sekitar 10 meter dari pohon
kersem.
HaHaHa… makhluk itu tertawa mengerikan, namun tiba-tiba
makhluk itu lenyap dari pandanganku, ketika ada sorotan lampu motor dari arah
gapura. Alhamdulillah selamat pikirku… dan si Oji pun sudah tidak merasakan
sakit lagi di kepalanya, hanya saja sedilit pusing katanya. Dan kami
melanjutkan jalan untuk pulang ke kost. Namun motor itu tiba-tiba berhenti didepan kami,
mungkin karena melihat kami jalan sedikit sempoyongan. “kenapa mas? Kok jalannya
sempoyongan gitu?” tanya dia, mungkin mengira kami habis mabuk. “gak mas, gak
apa-apa, temenku merasa pusing saja mas. “ kataku. “bener mas tidak apa-apa? Biar
saya bantu mas,” sahut orang yang mengendaai motor tadi. Sepertinya orang itu
tau apa yang baru saja kami alami. “hati-hati mas kalau lewat sini, setidaknya
berdoa, atau berdehem saja” kata orang itu. “iya mas” kataku. Lalu mas itu
membantu kami, dan mengantarkan kami pulang ke kost.
Kami sangat berterimakasih dengan orang tersebut karena sudah
mengantar kami pulang, meski tidak jauh dari lokasi kejadian tadi. Beberapa bulan
kami lalui dengan berbagai kejadian aneh disekitar rumah kost kami. Namun hal itu membuat kami terbiasa dengan
keanehan di sekitar rumah itu. Hingga pada suatu hari, di bulan desember 2011, kemaren. Temanku si Oji, lulus dari universitas.
Wisuda. Dan dia pulang ke kampung halaman. Tinggal aku sendirian di kamar kost,
dan di temani oleh anak-anak kost saja yang kadang tidak setiap hari ada di
kost.
Karena sudah biasa mengalami hal aneh, dan sendirian, aku
kembali berani keluar malam lagi. Terkadang ke warnet untuk mengerjakan
tugas-tugas kuliah, sampai jam 3 malam, dan kadang kalau merasa lagi takut, aku
pulang saat adzan subuh. Sampai suatu
ketika, aku menemukan jawaban tentang misteri Rumah Kost ku ini.
Bersambung……
Tunggu kisah selanjutnya
di www.unek2misteri.blogspot.com
cerita serem saya dikost http://bit.ly/1bERYUE
ReplyDeletekreativ ni...
ReplyDelete