Tabloid PULSA

Monday, January 28, 2013

Misteri Rumah Kost di jogja - Bagian 1

Masjid Al-ikhlas Samirono dekat Kost
Misteri.... ya, begitu banyak misteri yang ku alami di Jogja tempatku menuntut ilmu. salahsatunya ialah ketika aku tinggal di kost yang terkenal angker oleh warga sekitar. bermula ketika aku pindah dari kost yang lama di daerah Jalan selokan mataram ke tempat kos baru ku ini yang berada di daerah Samirono, Depok, Seleman, Yogyakarta. tepatnya berdekatan dengan Asrama Putri stelladuce  Bangunan kost ku ini seakan terlihat seperti bangunan di jaman belanda. sehingga wajar dibilang angker oleh warga. rumah kost yang terdiri dari dua tingkat lantai, 4 kamar kost di atas, dan di bawah 2 kamar kontrakan untuk pasutri, 2 kamar mandi yang tergabung dengan garasi motor untuk anak kost. setiap kamar menghadap ke barat langsung berhadapan dengan udara bebas, sehingga membuat sejuk kamar kost setiap pagi. Alasanku memilih tempat ini karena murah, dan kost yang lama juga sudah habis kontraknya, apalagi di kost lama tarif kost akan dinaikkan, jadi terpaksa pindah saja. di kost baru ku ini satu kamar ngekost berdua dengan teman sedaerahku, Oji namanya (samaran). si Oji lah yang mengusulkan untuk tinggal di kos ini.

Satu bulan aku menempati kost, tidak ada kejadian-kejadian aneh yang ku alami. Namun keganjilan mulai terjadi setelah aku mudik lebaran 2011 kemarin. satu minggu setelah aku kembali dari kampung, tepat malam kamis. dan saat itu pula rumah kost dalam keadaan kosong, hanya aku dan oji saja, itu juga kita sekamar. teman-teman kost yang lain belum pada balik. malam itu entah apa yang terjadi dengan ku yang biasanya begadang sampai larut malam, dan baru bisa tidur sekitar jam 2 pagi. namun kali ini aku merasa lelah sekali, padahal siangnya aku tidak ada aktivitas apapun, tapi entah lah aku merasa mataku terlalu berat, sangat dan sangat ngantuk. sekitar jam 9 malam aku membaringkan tubuhku di tempat tidur, "tumben kamu Bhu, jam segini udah ngantuk" celetuk si Oji yang asik membaca buku di samping tempat tidurku. aku hanya mengangguk saja karena saking ngantuknya. "aneh" tambah si Oji temanku itu. aku mulai memejamkan mataku, entah si Oji ngomong apa pun aku tak dengar. langsung pulas tidurku. 

beberapa menit kemudian, aku dikagetkan oleh suara pintu ku yang terbuka secara tiba-tiba seperti ada yang mendobrak. Brakkk....!!! sekejap aku langsung membuka mataku. aku duduk melihat pintu kamarku yang sudah terbuka. aku pikir itu adalah Oji yang keluar buru-buru. dan aku lihat memang Oji tidak ada di kamar, tapi aku merasa aneh, aku seperti tidak berada di kamarku sendiri. ya, ini sangat aneh sekali, aku berada di ruangan yang mirip sekali dengan kamarku, "kamar siapa ini?,, bukankah tadi aku tidur di kamarku?" pikirku dalam hati. ku amati keadaan kamar ini, kamar dengan cat warna putih kumuh, dengan jendela dan pintu yang sama persis dengan kamarku, dan terdapat satu tempat tidur yang terbuat dari besi, seperti tempat tidur jaman dahulu, dengan kelambu putih yang menyelimuti tempat tidur itu. "aku ini dimana ya?" pikirku sekali lagi. kalau ini kamarku, tapi kok tidak ada barang-barangku. tiba-tiba....

Srekk ... srekk ... srekk.... terdengar langkah kaki seperti di seret-seret di tangga, seakan-akan suara itu mendekat ke kamar ini. perasaanku mulai takut, tapi aku penasaran juga dengan suara tadi, ku beranikan diri untuk menengok keluar, ku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan kearah pintu. dan aku sontak dikagetkan sosok seorang nenek paruh baya, yang tiba-tiba saja muncul di depan pintu kamar. nenek itu  memakai kebaya putih, rambutnya yang putih itu terurai tak teratur. perasaan kaget setengah mati ketika aku tatap mata nenek itu, begitu menyeramkan, matanya melotot tajam kearahku seakan dia marah padaku. entah lah rupa nenek itu begitu menakutkan, wajah keriput pucat dan seperti terdapat cacar dimukanya itu membuatku takut hingga aku gemetar. dalam hati aku berdoa, dan membaca tasbih dan ayat kursi yang kuhapal. 

belumlah selesai aku membaca ayat kursi, sosok nenek itu mendekat ke arahku, aku bingung mau lari ke mana, dan aku terjatuh di sebelah tempat tidurku yang menghadap ke arah tempat tidur kuno itu. tak sempat aku berdiri lagi, nenek itu sedah berada di depanku, dan tiba-tiba dia mencengkram ubun-ubun ku, hingga aku kesakitan. "aaargh,, tolong hentikan nek" aku menjerit se jadi-jadinya, "udah... stoopp.. " teriakku sambil memegangi tangan nenek itu yang mencengkram ubun-ubunku. sesaat aku merasa lemas, tak bisa berbuat apa-apa, nafasku tersendat-sendat seakan aku kehabisan udara. disaat itu pula cengkraman nenek itu semakin keras, hingga membuatku semakin sangat kesakitan dan tak bisa berbuat apa-apa, hanya Allah yang ku ingat, aku berdoa dalam hatiku, dan berdzikir, "Allahuakbar... Allahuakbar... " dzikirku dalam hati, hingga mulutku mampu tuk berdzikir dan menyebut asma Allah.

ALLAHU AKBAR... ALLAHU AKBAR!!! aku berteriak menyebut asma Allah.. sekeras mungkin aku berteriak, Allahu akbar...!!! nenek itu langsung melepaskan cengkramannya dan terpental, namun badanku sudah terlalu lemas, entah apa yang diserapnya dari ubun-ubunku. aku terus saja berdzikir,,, nenek itu berdiri lagi dan kembali mau mendekat kearahku, namun sebelum nenek itu mendekat, tanganku seakan ada yang menarik, dan aku tak bisa melepaskan tarikan itu. sontak aku melafalkan ALLAHU AKBAR dengan begitu kerasnya, hingga aku duduk dan terbangun. keadaan berubah normal kembali.

ternyata yang menarik tanganku adalah Oji. aku terbangun karena tanganku ditarik oji hingga aku terduduk dan sadar. Allahuakbar.. Allahuakbar... aku masih saja melafalkan asma Allah meski sudah sadar, dan nafasku masih tersendat-sendat seperti habis lari 100 Km bolak balik, "ini bhu, minum dulu," kata Oji, sambil  mumbimbingku untuk minum, karena aku masih dalam keadaan lemas. aku masih saja melafalkan asma-Nya, dan perlahan nafas dan tenagaku mulai kembali setabil, serta tanganku pun bisa di gerakkan kembali. 

Aku besandar di tembok sambir mengatur nafas, "kamu kenapa, Abhu berteriak-teriak Allahuakbar gitu?" tanya si Oji, aku hanya menggeleng saja, tak mau ku ceritakan, "ya sudah , kamu tidur lagi saja" ujarnya. "Nggak, aku begadang saja,, kamu jangan tidur Ji," kataku menolak, "ya sudah, tapi ceritakan apa yang terjadi". aku hanya mengangguk. kemudia aku memberi tau dia apa yang ku alami tadi.

"oh gitu toh , Bhu?" sahutn oji, "pantesan... kamu teriak-teriak, aku pikir kamu kenapa. tapi ada yang aneh Bhu sama kamu," kata dia. "apa yang aneh Ji?" tanyaku. " tadi kamu tidur matanya melek, " .... "hah melek?" 
"iya... udah gitu, kamu komat-kamit entah baca apa enggak jelas, aku heran sama kamu bhu, aku bangunin tapi kamu gak bangun-bangun bhu, cuma mata kamu melek kaya orang gak tidur." ujar dia tentang keadaan ku saat tadi. "ah masa sih?" aku kaget,, kok bisa... "iya, Bhu, nah pas kamu teriak Allahuakbar gitu aku bangunin kamu, tarik tangn kamu biar bangun, tapi berat banget bhu, beneran seperti ada yang nahan kamu." katanya meyakinkanku. tak terasa kami berbincang-bincang, terdengar kumandang adzan subuh. kami pun beranjak untuk shalat subuh di masjid samirono. Alhamdulillah, aku selamat.. kalau tidak ada oji yang membangunkanku, entah apa yang terjadi padaku, mungkin aku tak akan bangun selamanya. namun syukur alhamdulillah Allah menyelamatkan ku melalui Oji.

mentari telah memancarkan sinar paginya, aku dan Oji kini tenang, dan mulai untuk tidur sejenak sebelum meakukan aktifitas di siang hari. 

to be continue.....

4 comments:

  1. samirono sebelah mana tu............. sama GOR UNY mananya, karena aku kos di daeerah Kuningan....

    ReplyDelete
  2. mantab gan ceritanya, ditunggu cerita yang lainnya :D

    ReplyDelete
  3. Aku juga kost di samirono
    Belakang masjid Al Inayah

    Pernah juga mengalami hal ghaib di kost, tapi tidak seekstrim kamu

    ReplyDelete